Minggu, 05 Juli 2015

Sinopsis & Teori Kesehatan Mental pada film "Hide And Seek"

Hide And Seek (2005)

Sinopsis

High And Seek merupakan film bergenre horor yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai permainan petak umpet. Hide And Seek menceritakan kisah sebuah keluarga yang terdiri dari David Callaway (Robert De Niro), istrinya, Alison Callaway (Amy Irving), dan anaknya, Emily Callaway (Dakota Fanning). Cerita ini bermula ketika pada saat acara malam pesta tahun baru dimana David dan istirnya, Alison sedang merayakan malam pesta tahun baru bersama-sama dengan alunan musik di dalam acara pesta dansa. 
David Callaway (Robert De Niro)
Alison Callaway (Amy Irving)
Emily Callaway (Dakota Fanning)


Setelah kejadian pesta dansa malam tahun baru Alison, istri dari David ditemukan di dalam bak kamar mandi dengan bermandikan darahnya. Hal ini diduga karena Alison melakukan bunuh diri dengan memotong tangannya. Setelah ia selesai mengucapkan selamat malam kepada Emily, tak lama kemudian David menemukan jasad istrinya yang berlumuran darah di dalam bak kamar mandi. Dan Emily menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.

Dr. David Callaway ( Robert De Niro ), seorang psikolog yang bekerja di New York City. Setelah sepeninggal sang ibu dari Emily nampak sangat murung dan sang ayah memutuskan untuk membawanya ke tempat rehabilitasi anak. Bersama temannya yang seorang wanita yang mempunyai profesi yang sama mereka melihat perkembangan Emily. Emily tidak menunjukkan perubahan dan hanya murung setelah itu sang ayah memutuskan untuk pergi ke sebuah desa. Sebelum keberangkatannya, Emily diberikan hadiah dari rekan ayahnya tersebut.
Singkat cerita Emily dan sang ayah sampai di sebuah desa. Emily mempunyai tetangga yang sangat baik. Dan lagi-lagi Emily tetap saja murung dan tidak mau bertemu dengan orang baru. Di desa, Emily menemukan teman imajiner yang bernama Charlie. Suatu ketika David sang ayah membawa Emily berjalan-jalan di sebuah taman dan Emily bertemu dengan seorang teman baru begitupun dengan sang ayah. Suatu ketika Elizabeth dan keponakannya yang merupakan teman baru tersebut berkunjung ke kediaman Emily. Kemudian Emily dan keponakan Elizabeth bermain dikamar Emily dan Emily tetap murung dan hanya melamun tanpa memperdulikan temannya. Merasa tidak dianggap keponakan Elizabeth meminta untuk berpamitan. Di malam selanjutnya ini merupakan puncak dari ceritanya. David melihat kecocokan antara Elizabeth dan Emily. Dan David mengadakan pertemuan makan malam bersama Elizabeth dirumahnya. Pada saat makan malam Emily masih tetap memusuhi Elizabeth. Beberapa waktu kemudian Elizabeth bermaksud untuk berdamai dengan Emily dan mengunjungi kediamannya. Pada saat sampai di rumah Emily, Elizabeth melihat Emily sedang bermain petak umpet dengan sahabat imajiner nya Charlie dan Elizabeth kemudian berpura-pura mencari Charlie. Ketika ia membuka jendela, Elizabeth di dorong dan akhirnya jatuh dari lantai 2 dan menemukan ajalnya.
Sang ayah pun tak lama datang dan menanyakan siapa pembunuh Elizabeth dan Emily memberi tahu bahwa bukan dia yang membunuh Elizabeth. Dan sang ayah turun bersenjatakan pisau dan mencari pelakunya. Di luar rumah, David (ayah Emily) bertemu dengan tetangganya dan menanyakan perihal kematian Elizabeth. Akan tetapi tetanggnya tidak mengetahui siapa yang melakukannya. Dikarenakan emosi yang cukup tinggi David terus menerus menanyakan dan meminta kepastian kepada tetangganya lalu tetanggnya merasa dia tidak bersalah dan membela diri dengan emosi yang sangat tinggi kemudian David memotong tangan tetangganya tersebut dengan pisau yang dibawanya dikarenakan David mengira bahwa tetangganya adalah Charlie yang merupakan sahabat imajiner Emily. Lalu sang tetangga menelpon polisi terdekat untuk melaporkan apa yang telah dilakukan David kepada dirinya.

Ending
Di dalam rumah, Emily menelfon teman sang ayah yang juga berprofesi sebagai seorang psikolog. Dan tak lama ayahnya datang dan berniat untuk melakukan permainan petak umpet bersama dengan Emily dan sang ayah menjadi figur teman imajiner Emily. Tak lama kemudian David berubah menjadi Charlie dan bermaksud untuk membunuh putrinya sendiri akan tetapi gagal setelah temannya datang dan menembak kaki David sebelum David ingin membunuh putrinya dan David telah menembak polisi setempat. David meninggal dengan tembakan yang diberikan oleh rekannya.
Di akhir cerita Emily tinggal bersama rekan ayahnya seorang wanita dan memulai kehidupan yang baru dan mulai mengikuti tahun ajaran baru. Akan tetapi Emily membuat sebuah gambar dengan objek manusia berkepala dua.

Inti


David adalah seorang ayah yang memiliki 2 kepribadian ganda dimana pada saat setelah selesai malam pesta tahun baru dia membunuh sang istri. Dia membuat seakan-akan istrinya bunuh diri. Akan tetapi Emily melihat kejadian ketika sang ayah membunuh ibunya. Emily merasa memiliki sahabat imajiner dimana sahabatnya yang bernama Charlie itu sendiri merupakan sang Ayah. Akan tetapi Emily tidak dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan hanya bisa diam dan takut dengan sifat sang ayah.




Teori Kesehatan Mental

Memahami Fenomena Kepribadian Ganda
        Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan. Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID). DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.
          Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda. Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil. Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi). 
Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.

Proses Terbentuknya Kepribadian Ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya. Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
  • Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
  • Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya. Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.

Ciri-Ciri Pengidap Kepribadian Ganda
  • Apakah mereka pengidap DID?
  • Bagaimana cara kita mengetahuinya?

Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.

Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda. Ciri-ciri tersebut adalah:
  1. Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
  2. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
  3. Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
  4. Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.
Dari empat poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat penting. 98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa. Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya.


Sumber :